Senin, 17 Maret 2008

Kliping Elekktronik "Petani Tuba Nikmati Internet"

Petani Tuba Segera Nikmati Internet


PDF




Thursday, 15 November 2007

Laporan Wartawan RG
BANJARAGUNG - Para petani di tiga wilayah, Wayabung, Unit 2, dan Register 45, segera menikmati layanan internet. Teknologi ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi petani untuk memperoleh informasi tambahan seputar masalah pertanian, pasar, harga komoditas, dan sebagainya.
Tak lama lagi, Yayasan Bimbingan Mandiri (Yabima) Metro meresmikan masing-masing community training centre (CTC) di tiga wilayah tersebut. ’’Rencananya, pada minggu ketiga bulan November ini, peresmian CTC di-launching ke publik,” kata Direktur Yabima Metro D’Karlo Purba kemarin.
Ia menjelaskan, ketiga CTC di Kabupaten Tulangbawang ini merupakan bagian dari pendirian 100 CTC di 27 kabupaten yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Pendirian CTC ini, kata Karlo, merupakan dukungan dari Microsoft Indonesia dan Formasi.
Karlo menjelaskan, selama ini kelompok petani masih bertumpu pada cara-cara tradisional dalam berkomunikasi, pengembangan organisasi, maupun bisnis. Lewat CTC ini, nantinya para petani akan dilatih untuk menggunakan sistem operasi, aplikasi, cara mengakses internet, mengirim surat elektronik (e-mail), hingga cara menulis berita dan artikel.
’’Hal ini dilakukan untuk dapat mendukung petani untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah kelompoknya,” ujar Karlo.
Sementara itu, Manajer Program CTC Kabupaten Tuba Oki Hajiansyah menjelaskan, CTC di wilayah Unit 2 dan Wayabung didirikan di area sekitar Pasar Unit 2 dan Pasar Mulyaasri Wayabung. Oki berharap, dengan lokasi yang tak jauh dari pasar dapat memudahkan petani maupun pedagang berkomunikasi, bertukar informasi, dan mengembangkan akses pasar.
Sementara CTC di Register 45, kata dia, untuk sementara waktu hanya berfungsi menjadi tempat pendidikan komputer bagi petani dan anak-anaknya yang berada di SMP Terbuka Harapan Rakyat.
’’Ini dikarenakan belum tersedianya jaringan telepon. Namun, ke depannya akan tetap diupayakan agar juga dapat berfungsi serupa dengan 2 CTC lainnya,” lanjut Oki.
Setiap CTC, sambungnya, akan mendapatkan dukungan personal computer (PC), printer, dukungan untuk listrik dan telepon, serta berbagai perlengkapan lainnya. Setiap CTC juga akan dibantu seorang information and technology trainer untuk memberikan berbagai latihan.
’’CTC ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat terpencil untuk mengakses informasi secara online,” katanya.
Para petani juga dapat menjadikannya sebagai pusat pembelajaran berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah kelompoknya. Lewat internet, ia berharap dapat mendukung usaha kelompok-kelompok tani karena memungkinkan untuk memperoleh informasi apa pun serta berinteraksi dengan calon pembeli dengan biaya komunikasi yang relatif murah.
Ditambahkannya, pusat pelatihan berbasis masyarakat ini merupakan program bakti sosial yang telah digelar Microsoft di Indonesia sejak 2003. Program ini akan ditujukan pada petani atau komunitas pertanian yang tergabung dalam koperasi, kelompok tani, kelompok dampingan usaha kecil dan mikrokredit oleh nongovernment organization (NGO) maupun organisasi petani.
’’Sedangkan komunitas petani dalam konteks ini merujuk pada pengertian yang luas, melingkupi petani, pekebun, nelayan, dan perikanan,” jelas Oki.
Yoyok, petani asal Unit 8, menyatakan, ia dan kelompoknya merasa cukup beruntung daat terlibat dan mengelola CTC. ’’Semoga, lewat CTC, kaum tani dapat mendapatkan informasi mengenai teknologi pertanian dan pengembangan produk pertanian,” katanya.
Hal senada Samidin, petani asal Register 45. Ia mengungkapkan sejak lama ingin mengetahui berbagai macam model dan pengelolaan singkong. ’’Jadi tidak hanya jual singkongnya,” terangnya. (*)

Tidak ada komentar: